Penambahan minat

Tempat dan Situasi Membikinya Begitu

Gegas simpul sudah menjadi 

Biasa bila saja tiada mendaras 

setara apa hasil ha ha ha.., bunyi tawa ganyang segala bentuk sesuka selera 
dalam kebekuan ditangga kisah 
Setebal bilik - bilik berdinding kayu lapis 

satu yang memilih melantun tiada mau jeda seserak membikin corong -corong bergetar namun tiada dapat mengusik minat diri ini menoleh hingga memasang telinga padanya di sana 
...
Tempat dimana tangan -tangan semua sedang sibuk membentuk setiap barunya bahan tegukan penawar tawa yang digadang para pengrajin kerudung memaniskan setiap sudut -sudut dengan renda renda dan pewarnaan ....

Tiada batasan luput dari gerimis ketika datangnya tidak perlu disebut etis tatkala datangnya bersamaan keluar tarian eksotis milik kaum yang dulu termarginalkan dalam tulisan mesin ketik tua dikisah pujangga ...
Ini hanya karena dalam suasana 
Sebutkanlah memanis seolah keterpaksaan 
Hingga tiada malu mengurat leher tanpa mau henti dari semua keadaan yang datang tiba -tiba 

Tetesan kristal es bagai lemparan batu dipilih walau jauh dari sepadan yang ingkar untuk disebut manis seperti dawet yang pernah diteguk bersama di parang tritis... ketika membelah iringan pemalas yang hanya berdiam tanpa mau turut mengais.... tanpa beranjak dan selalu dibelakang garis... ogah!amis...?!

Berbaring padanya pada hamparan pasir yang legam dikeliling para penjaga  berwilah warangka tanpa menyentuhkan arti bisa mengisaratkan agar pendatang menjauh  dari tuannya sejauh langkah mundur atau akan dibalikkan bagai kecoa yang hanya dapat penggerakkan kaki namun tiada sayap yang dapat dikepakkan...

Semua dilewati,  sudah jauh dilihatnya, puding kecil utuh memasuki mulutnya, apa yang tampak itu adalah topping yang tiada mau diletakkan di dasar, agar ia bernama....