Semula yang ingin kubicarakan adalah omelet, lalu mengapa jadi bergeser...?
$emua itu tentu bukan karena hidangan yang keluar dan langsung kelihatan, bukan hanya sebagai latar belakang, tetapi sering bisa di ceritakan oleh semua yang ada bagaimana aromanya.
Juluran lidah dan kekesalan masih terbayang ia dengan kerasnya ngomel "profesor kentut!", walau diselingi juga dengan tawa kecil juga senyumnya laksana dalam baur suasana hatinya yang geli, kesal juga mengandung kelucuan.
Adakah ia duduk di sana karena baru ketemu dengan profesor yang sudah ingin ditemuinya beberapa hari yang lalu, apakah dia gagal berjumpa atau mendapatkan tanggapan yang tidak ia harapkan?
Akan menjadi cerita menarik bila saja ada perjalanan mencari tahu akan penyebab semua itu, gumam kecil itu seperti membangunkan penuhnya kepala lelah mengeja keadaan yang cepat berubah.
Untunglah belahan gagasan terkadang menunjukkan pentingnya kenyataan. Seperti kenyataan bahwa profesor juga adalah manusia biasa, sama-sama punya kepuasan dan kelegaan seperti orang kebanyakan apabila dapat kentut. Dan seperti apa bila tidak bisa juga sama-sama gelisahnya, jadi dia yang baru saja mendapatkan bagian Dar profesornya itu tidak merasan kelegaan tapi kekesalan... apa yang perlu dicari-cari dari omelan itu.. lagi?
Jadi kamu profesor itu?😝