Penambahan minat

Apa Buburnya Sang Raja

Biasanya, si pengasuh memutarkan lagu atau cerita anak-anak saat menyuapi buah hati dari pasangan ternama dan di segani di kota itu, agar ia semakin lahap dan tidak berlari ke sana kemari.

Nasi lembut yang disuapkan sore itu lebih lembut dari biasanya hingga mengundang rasa ingin tahu si kecil serta menanyakan dengan dongeng yang pernah ia dengarkan sebelumnya.

"Ini mati lampu lagi ya Mbak, nggak bisa sambil nonton?"

"Dicuci eehh dilap dulu pipinya masih ada nasinya yang nempel", dengan sabar si pengasuh mengambil selembar tisu lalu membersihkan pipi bocah itu, tanpa menjawab pertanyaannya.

Kembali sikecil bertanya meerasa belum mendapat jawaban yang ia mau, "Cerita yang kemarin itu nanti ada lagi nggak ya Mbak, aku mau nonton yang ada cerita Raja itu yang minta apa... apa Mbak?

Di jemuran tidak jauh dari tempatnya menyuapi tampak selembar karpet sedang dikeringkan lalu dijadikannya jawaban oleh pengasuh yang tampak belum bisa mengingat cerita yang dimaksud si kecil.

Kemudian tangannya menunjuk ke jemuran itu, "oooh... minta dibuatin karpet?"

"Dimasakin apa... waktu mengundang semua juru masak kerajaan, kok mbak lupa.. sih kan mbak yang cerita kemarin itu loh...?"

Kembali  bocah itu tampak memaksa untuk dilanjutkan cerita yang belum selesai diceritakan oleh pengasuhnya saat mati lampu beberapa hari yang lalu.

"Sepertinya ceritanya sampai disitu ya? Raja minta dibuakan makanan yang istimewa dan lembut kalau memungkinkan yang paling lembut dan belum pernah ada di meja kerajaan, sampai situ ya?", tampak ia memastikan isi ingatannya kepada bocah yang tampak sangat cerdas itu...  dengan wajah yang ragu-ragu.

"Nasi biasanya kalau sudah dikunyah juga lembut ya mbak?" tiba-tiba ia mendapatkan jawabannya sendiri sambil tersenyum. 


"Tekstur eeeh bentuknya tentu saja beda adik! Masak sih sang raja dikasih kunyahan adik?

Nasi ini, bahkan yang lembut seperti ini sepertinya bukan yang dimaksud raja itu adik...!"

Tentu tapi ragu wajah pengasuh itu seperti sedang berpikir mencari-cari.

Akankah sesaat lagi lampu menyala hingga ia tidak perlu melanjutkan ceritanya ataukah ia perlu

lebih keras usahanya memenuhi harapan si kecil mendaraskan kemampuan mendongengnya yang barusaja  bisa dilakukannya beberapa waktu karena terpaksa diminta oleh si kecil itu..

dari nasi satu sendok kecil, dua sendok kecil mangkuk di tangan kirinya dan lauk serta sayur kesukaan si cantik tanpa terasa sudah hampir habis, wajahnya semakin ceria ketika melihat kelahapan asuhannya lebih daripada biasanya.

pada umumnya saja ia melayaninya saat makan sambil bercanda tanpa cara yang istimewa tapi waktu yang dibutuhkan melahap takaran sore itu jauh lebih cepat dari biasanya membuatnya bertanya-tanya sendiri bagaimana ini bisat terjadi... yang jelas kebanggaannya terlukis di wajahnya .